Jumat, 22 April 2016

khas kualuh labura bakung bakung


Ayang-ayangku...ayang-ayangku...Begitulah lirik lagu duo dara manis binaan Republik Cinta Management punya Dhani Ahmad. Kata "ayang" dalam lirik lagu itu adalah plesetan dari kata sayang, ungkapan rindu seorang perempuan terhadap kekasihnya. Loh, apa hubungannya dengan anyang ayam?
Anyang ayam dan ayang-ayangku memang tidak ada kesamaan historis dan leksikal, melainkan hanya muncul kesan kemiripan dalam penyebutan. Satu-satunya yang bisa memantik kesamaan anyang ayam dan ayang-ayang adalah rasa rindu yang selalu muncul sesudah kita mengenal dan meresapinya. Ya, anyang ayam adalah sebuah sajian kuliner khas Desa Kualuh Selatan,Kecamatan Gunting Saga, Labuhanbatu Utara, yang selalu membuat pencicipnya rindu, terbayang, dan ingin datang kembali untuk mencicipinya.

Salah satu, atau mungkin tinggal satu-satunya, rumah makan di Kecamatan Kualuh Selatan yang masih menyajikan penganan anyang ayam itu adalah Rumahmakan Khas Kualuh. Letak rumah makan yang terbuat dari papan itu sungguh unik, persis ada di sebelah kanan jembatan besi Kualuh (bila kita dari arah Kota Medan menuju Kota Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu induk) yang melintasi Sungai Bilah, sungai terbesar di kawasan Labuhanbatu induk dan pemekarannya.

Dari tampilan dan bahan utama, terkesan tidak ada yang istimewa dari anyang ayam: pucat dan disajikan dalam tepekan kaca ukuran kecil. Tapi soal rasa, ehemmm, anyang ayam satu ini ternyata telah mengalami modifikasi rasa selama kurun waktu 20 tahun terakhir ini. H Buyung Darwin Tambunan (60), pemilik rumah makan ini mengaku, anyang ayam ini bukanlah penganan khas hasil kreasinya atau keluarganya.

"Anyang ayam inikan makanan masyarakat Melayu Labuhanbatu, yang punya karakter dan pendekatan kultur Melayu yang sedikit berbeda dengan Melayu-melayu yang ada," katanya.Kata Darwin, sekitar 20 atau 30 tahun lalu,makanan anyang ayam ini dulu memiliki kesamaan bahan dan citarasa. Kata dia, anyang ayam adalah penganan yang bahan utamanya berasal dari ayam, kalau bisa ayam kampung atau ayam ras, agar rasanya lebih manis alami ketimbang ayam buras atau ayam peternak.

Ayam itu dipotong, lalu direbus beberapa saat. Di saat bersamaan, disiapkan bahan - bahan bumbu lainnya seperti asam,air dan garam dapur secukupnya, cabai dan merica secukupnya yang ditumbuk halus, kelapa parut yang digonseng sampai halus. Semua bumbu itu nantinya dimasak dalam satu kuali sampai airnya mengering. Namun ternyata tidak semua pengunjung suka tingkat keasaman dan pedasnya daging bersamaan dalam daging ayam yang empuk.

"Apalagi tempat kami berjualan ini kan daerah perlintasan, macam-macam orang lewat, macam-macam pulalah seleranya soal bumbu anyang ayam ini. Umumnya mereka tidak suka asam dan bumbu yang pekat menyatu dalam daging. Kata pengunjung, anyang ayam asli terlalu membuat mereka berkeringat waktu mencicipinya," kata Buyung Darwin Tambunan.

Karena itu, ia mencoba beberapa kali varian anyang ayam. Darwin akhirnya mendapatkan formula tetap: asam digantikan jeruk nipis agar tingkat keasamannya tidak terlalu pekat. Bumbu-bumbu yang bikin rasa pedas kuantitasnya dikurangi. "Jeruk nipis itu saya asami waktu anyang ayam hampir masak. Resep yang saya temukan 20 tahun lalu ini bertahan sampai sekarang," tegas Buyung Darwin Tambunan.
Untuk lokasi rumah makan khas kualuh
Jl. Sumatera,mambang muda / bakung bakung.
Selamat menikmatin masakan khas kualuh.




3 komentar: